18 Juli 2017

SEPERTI PEMKAB LOTENG, PEMKOT BANDUNG JUGA ALAMI PENOLAKAN DI AWAL BANGUN KERETA GANTUNG



     BANDUNG, klikntb.com- Tidak hanya Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) yang menuai protes di awal rencana pembangunan Kereta Gantung di Rinjani. Pemerintah kota Bandung yang memiliki program yang sama ternyata juga hadapi protes di awal rencana. Namun akhirnya mereka bisa "taklukkan" hati masyarakatnya jika proyek triliunan tersebut tidak merusak lingkungan. Bahkan, bulan Agustus ini, pemerintah Kota Bandung direncanakan akan melounching pembangunan "Cable Car" itu.
     Kepala Seksi Manajemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung Sultoni, mengatakan tidak ada yang salah dalam pembangunan fasilitas kereta gantung, hanya saja, pembangunan kereta gantung tersebut memiliki izin dan tidak merusak lingkungan sekitar.
     "Pembangunan fasilitas kereta gantung itu tidak terlalu memakan tempat banyak. Paling yang makan tempat itu hanya pada tiang pancang," kata Sultoni.
     Selain harus memiliki izin dan tidak merusak lingkungan. Ia menyebutkan, pembangunan kereta gantung tidak mengganggu infrastruktur yang telah ada. Artinya, pembangunan "cable car" tidak sampai mengganggu keberadaan bangunan lainnya.
     "Seperti yang akan kita bangun di Bandung ini, kita diminta tidak merusak bangunan yang ada di dekatnya," terangnya.
     Menurut dia, Pemerintah Kota Bandung sendiri, merencanakan pembangunan kereta gantung sejak tahun 2016 dengan panjang 8 kilo meter dari total keseluruhan 40 kilo meter yang direncanakan.
     Sejauh ini, kata dia, pembangunan kereta gantung itu akan dimulai pada Agustus 2017 ini. Untuk kapasitas kereta gantung ini memuat 8 orang penumpang, dengan jumlah 3 koridor. Total investasi untuk pembangunan kereta gantung itu mencapai Rp1,5 triliun, termasuk Light Rail Transit (LRT).
     "Untuk tahap awal ini kita bangun 3 koridor dulu. Tetapi, dari 3 koridor, baru koridor 3 yang siap," ucapnya.
     Bagi kota Bandung, keberadaan Cable Car, menurut Sultoni, tidak hanya berfungsi sebagai angkutan massal yang mampu mengurangi kemacetan yang terjadi di kota itu. Namun juga digunakan sebagai angkutan wisata bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota yang terkenal dengan julukan kota kembang tersebut.
     Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendukung ide pembangunan kereta gantung yang di cetuskan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat yang akan bekerjasama dengan investor asal Tiongkok.
      "Bagus kalau ada ide kereta gantung," kata Direktur Angkutan dan Multi Moda Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan (Kemhub) Cucu Mulyana saat menerima kunjungan kerja Dinas Perhubungan Provinsi NTB dan DPRD NTB di Jakarta.
     Meski secara regulasi izin pembangunan fasilitas kereta gantung tersebut berada di Direktorat Jenderal Perkeretaapian, namun secara pribadi, ia sangat mendukung bila rencana tersebut benar-benar terwujud. Karena, di Indonesia belum ada fasilitas kereta gantung, seperti yang ada di negara-negara di Eropa, Asia, dan Australia.
     Menurutnya, pemerintah dan masyarakat mestinya bisa sama-sama mengawal rencana pembangunan kereta gantung tersebut. Walaupun, pihaknya mendengar rencana pembangunan kereta gantung di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tersebut mendapat penolakan masyarakat.
     "Ide dan mimpi bagus, kenapa tidak di dukung," ujarnya.
     Untuk diketahui, rencana pembangunan fasilitas kereta gantung di kawasan TNGR menuai polemik di masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ada yang menolak dan ada pula yang mendukung gagasan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah tersebut yang akan bekerjasama dengan investor Tiongkok itu. Im
Share:

0 komentar:

Posting Komentar


Blog Archive