MATARAM, klikntb. com - Apa dikata TGB memang mulai menjadi milik Indonesia, untuk menuangkan gagasannya tentang peningkatan SDM Bangsa. Seperti sebuah undangan ke Inggris Rabu (26/7), Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr TGH Muhammad Zainul Majdi diminta menghadiri konferensi ke-9 Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sedunia (Indonesian Scholars International Convention 9th) di Kota Warwick Inggris.
Pertemuan yang rutin dilaksanakan setiap tahun secara bergilir di semua negara di dunia, diisi dengan diskusi terkait berbagai isu yang berkembang baik di dunia maupun Indonesia. Tahun ini, giliran Inggris menjadi tuan rumahnya.
Konferensi yang diselenggarakan di Gedung Warwick Centre Kota Warwick Inggris itu, merupakan event gabungan Konvensi Internasional Peneliti Indonesia (ISIC) dan Symposium Internasional ke-9 Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia.
Diikuti lebih dari 1.500 orang peneliti dan pemuda pelajar peneliti dunia, symposium international Warwick tersebut, mengupas tema pokok Akselerasi Sumber Daya Potensial Indonesia Menyongsong 2030.
Pada symposium itu, Gubernur NTB menjadi pembicara pada diskusi panelis utama (main panel discussion). Membawakan materi 'Strategi Terbaik Menyiapkan Generasi Muda Indonesia Menyongsong Bonus Demografi 2030'.
Dihadiri lebih dari 300 peserta, saat itu Gubernur yang lebih dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) itu, memaparkan pandangan, ide/gagasan dan strategi terbaik menyiapkan generasi muda Indonesia memanfaatkan bonus demografi pada tahun 2030 yang akan dinikmati Indonesia.
Pada era itu, diperkirakan sebagian besar populasi di Indonesia didominasi penduduk usia produktif.
Acara dimulai pukul 10.30 waktu setempat dan dibuka Duta Besar RI untuk Inggris, Dr Rizal Sukma. Hadir juga saat itu, Duta Besar/Utusan Tetap Delegasi Republik Indonesia untuk UNESCO, Prof Fauzi Soelaiman, Duta Perdagangan Perdana Menteri Inggris khusus untuk Indonesia, Richard Graham.
Acara baru berakhir sekitar Pukul 13.00 waktu Inggris atau sekitar pukul 21.00 Waktu Indonesia Tengah (WITA). Diskusi berlangsung hangat. Selain TGB sebagai panelis utama, ketua panitia penyelenggara, Samuel Leonardo Putra bersama Ketua PPI di Inggris, Alanda Kaiza juga mengundang mantan Menteri ESDM, Sudirman Said sebagai Keynote Speaker sekaligus membuat kesimpulan pada acara diskusi panel tersebut.
Saat itu TGB menguraikan bagaimana strategi transformasi pemuda untuk menyongsong persaingan global di masa yang akan datang. Salah satu kunci utama bagi pemuda untuk melakukan transformasi diri adalah pendidikan.
Menurutnya, apabila suatu negara atau daerah ingin maju, kuat dan sejahtera, maka yang perlu diperkuat adalah pendidikan. Maka, di Nusa Tenggara Barat, cerita TGB, pemerintah secara konsisten mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan. Pemerintah Provinsi NTB, selama ini telah menyediakan banyak anggaran untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemuda melalui beasiswa, peningkatan kapasitas guru, peningkatan metode pengajaran, serta membangun sekolah di daerah-daerah terpencil.
Dalam paparannya, TGB juga menjelaskan berbagai inovasi dan strategi yang dilakukannya untuk mempersiapkan generasi yang dapat menikmati Bonus Demografi 2030. Kebijakan populer yang sampaikan TGB diantaranya melakukan revitasliasi, fasilitasi dan penguatan peranan pemuda bagi pertumbuhan ekonomi, melalui pelatihan skill dan manajemen usaha.
Selain itu, penguatan peran dan keterlibatan mahasiswa untuk program pendampingan bagi ibu hamil dan bayi, yang dikenal program ASHAR (Aksi Seribu Hari Pertama Setelah Melahirkan), menciptakan 200.000 wirausahawan baru dan mendorong peningkatan kualitas UMKM.
Kebijakan lain yang diterapkan adalah menumbuhkan semangat kepeloporan pemuda dalam menciptakan desa wisata berdasarkan ciri khas dan potensi setempat dengan tetap menjaga kelesatarian hutan dan lingkungan, serta menumbuhkan minat baca dan mengembangkan usaha kecil menengah dengan memanfaatkan bahan baku lokal.
Mendengar paparan TGB tersebut, para peserta diskusi semakin penasaran dan antusias dengan gagasan dan pemikiran dari Gubernur yang pernah mencatat rekor muri sebagai Gubernur termuda di Indonesia itu. Mereka tampaknya ingin mengetahui dan mendengar penjelasan langsung dari sumber yang tepat, tentang capaian kemajuan pembangunan NTB yang selama ini mereka hanya dapatkan dari media dan informasi dari mulut ke mulut.
Antusiasme itu juga ditunjukkan ketika memasuki sesi tanya jawab. Saat itu Gubernur dua periode itu banyak mendapat pertanyaan terkait strategi mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah. Kebijakan kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan pembangunan, serta pemikirannya mempersiapkan generasi muda untuk menatap masa depan, serta strategi dan kebijakan yang perlu dilakukan sebagai modal bagi generasi untuk menghadapi tantangan.
TGB juga diminta gagasannya tentang cara menghadapi tantangan dan tips berkompetisi sehingga bisa berhasil.
Menanggapi beragam pertanyaan tersebut, TGB mengawalinya dengan mengungkapkan fakta fakta yang dihadapi dalam pembangunan daerah termasuk di NTB.
Ia menjelaskan banyak aspek yang perlu mendapatkan atensi penanganan, mulai dari hal hal yang tampak sederhana, tetapi berdampak besar bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Misalnya perhatian terkait dengan kebiasaan hidup masyarakat di NTB seperti pernikahan dini, kebiasaan pola asuh dan pola makan yang kurang baik, jika tidak ada pendekatan penanganan yang tepat akan menimbulkan beragam masalah sosial dan kesehatan.
Terkait dengan tips berkompetisi di tengah persaingan global yang kian ketat, TGB antara lain mengingatkan pentingnya membangun semangat optimisme. Ia merujuk pada ajaran agama yang tertuang di dalam kitab suci terutama Al-Quran yang mengharuskan manusia bersikap optimis dan tidak pesimis.
Usai acara, hingga di luar ruang pertemuan TGB tetap dikerubuti oleh pelajar dan mahasiswa untuk berbincang, bahkan tidak sedikit di antaranya yang memanfaatkan untuk selfi bersama TGB. Im